Rabu, 26 September 2012

ichoose.shirt jalan2: KASONGAN "PEMUKIMAN PARA KUNDI"

Gerabah dan tembikar memang sudah akrab di telinga kita, Kasonganlah tempatnya. Daerah yang masuk ke teritori kabupaten Bantul ini tepatnya di desa Padukuhan Kajen sekitar 15-20 menit dari pusat kota sejak dahulu kala masyarakatnya telah menjadikan membuat tembikar dan gerabah sebagai mata pencahariannya selain bertani.
Baik itu dari yang sudah sepuh, pemuda-pemudi sampai anak-anak tekun sekali membuat gerabah di teras dan di belakang rumah mereka masing-masing.
 Desa Kasongan yang dahulunya merupakan daerah pemukiman para Kundi (yang berarti buyung atau Gundi = orang yang membuat kendi, kuali dan juga semua barang peralatan yang ada di dapur)
Tahun 1980-an Prof Gustami dkk mewawancarai sesepuh setempat, hasilnya: Pada masa penjajahan Belanda, di salah satu daerah Selatan Jogyakarta terjadi peristiwa yang mengejutkan bahkan menakutkan bagi warga setempat dengan ditemukannya seekor kuda milik Reserse Belanda mati di atas sawah milik seorang warga. Karena takut dihukum, warga tersebut melepaskan hak tanahnya dan tidak mengakui tanahnya lagi. Hal ini langsung diikuti oleh warga lainnya. Akibatnya tanah yang dilepas itu diakui oleh penduduk desa lain. Akibat dari tidak memiliki tanah persawahan lagi, warga setemapt akhirnya memilih jadi pengrajin keramik untuk mainan dan perabot.

Tadinya memang di sini hanya didapati pembuatan permainan anak-anak ( katak-katakan, celengan) serta keperluan dapur saja (kuali, pengaron, kendil, dandang), tetapi sesuai dengan kemajuan jaman dan banyak pesanan yang berupa patung, guci, asbak rokok, hiasan dinding, topeng dan berbagai bentuk  yang artistik mulai ditekuni oleh penduduk Kasongan. 


Di desa Padukuhan Kajen ini kita dapat melihat secara langsung di rumah-rumah penduduk yang sedang membuat gerabah dan berbicara dengan pembuatnya.Penduduk yang sangat ramah, seperti ketika kami menunjungi di sini, kami dapat ngobrol dengan empunya rumah dan juga para pengrajin yang sedang tekun membuat gerabah. Bahkan dengan senyum dan terbuka mereka menjelaskan segala pertanyaan kami seputar cara pembuatannya. Dari penggilingan, pembentukan bahan memakai perbot, penjemuran produk selama 3-4 hari, pembakaran dan difinishing dengan cat tembok atau cat genteng.


Ternyata mereka telah meng ekspor pekerjaan mereka ke Eropa, Jepang, Australia dan juga Amerika.
Oleh sebab itu mereka harus selalu up to date tentang bentuk dan hasil pekerjaan mereka.

"Kalau ndak begitu kita akan kalah bersaing Mas!" ujar salah satu pembuat tembikar.

PATUNG LORO BLONYO
Bila kita cermati di sini banyak patung sepasang pengantin Jawa yang sedang duduk sopan. Nah patung inilah yang disebut patung Loro Blonyo. Dalam pengertian jawa Loro berarti dua atau sepasang dan Blonyo berarti dirias melalui prosesi pemandian dan didandani.
Banyak yang percaya patung ini membawa hoki dalam kehidupan rumah tangga akan langeng bila diletakkan di dalam rumah. Dan ini mebuat patung ini laris manis dibeli oleh para pengunjung yang mampir ke sini.
GEMPA
Akibat gempa kemarin banyak usaha yang berhenti di sini tetapi pas kami lewat di sini telah banyak Galeri yang sudah aktif kembali dan banyaknya pengunjung yang datang. Walaupun masih ada beberapa yang masih dalam tahap pembangunan ulang.
Dan juga banyak masyarakat di luar Kasongan dan Turis Domestik dan mancanegara yang belajar di sini untuk membuat Gerabah, mereka dengan tangan terbuka akan mengajari bila ada mau yang belajar.
Ada yang berminat????


Untuk panduan jalan dan peta http://cybermap.co.id/download/petamudik2006jawabali.pdf


NB:
Dilarang Meng- COPY-foto yang ada di blog ichoose.shirt n oila clothing ini.
Do ask permission if you want to copy it.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar