Minggu, 18 November 2012

iChoose.shirt" : kaos INDONESIA

iChoose.shirt" :
kaos INDONESIA
Sablon rubber
bahan kaos cotton combad
Ukuran M L XL
Harga 100 rb aja
JUST CALL n Whatsapp 081806014716

 

Oila Clothing : Jual Kaos sablon anak-anak


Oila Clothing :

Jual Kaos sablon anak-anak
Bahan Cotton Combat
sablon rubber

Harga 50 rb saja (buat hanya 12 bh per design)

Ukuran
2 : 30 cm X 42 cm
4 : 32 cm x 44 cm
6 : 36 cm x 48 cm

JUST CALL n Whatsapp 081806014716
 
 

Rabu, 31 Oktober 2012

COMING SOON:


Oila Clothing :

Jual Kaos sablon anak-anak
Bahan Cotton Combat

Ukuran
0 : bayi 0 - 1 tahun = 25 cm X 45 cm
2 : bayi 1 - 3 tahun = 32 cm x 42 cm
3 : bayi 3 - 5 tahun = 36 cm X 50 cm

JUST CALL n Whatsapp 081806014716
 
 

Sabtu, 20 Oktober 2012

ichoose shirt jalan2 :GEDONG SONGO “MELAYANG KE SEBUAH NEGERI DI ATAS AWAN” bag 2




Pagi sekali kami sudah mengeluarkan sepeda dari hotel, sama seperti kemarin kami harus ber susah-payah untuk mencapai Gerbang Candi Gedong Songo. Padahal jarak hotel dan Gerbang hanya sekitar 200 meter, jalan yang mendaki bersudut 40 derajat dan kami harus pintar-pintar memilih gigi sepeda supaya tidak berat ngenjot sampai gerbang.
Setelah berjuang kami menyempatkan diri untuk sarapan dahulu di warung yang kenarin kami singgahi, sepiring nasi rames dan teh manis hangat mengisi perut kami untuk tenaga mendaki ke Candi.
 
Ya.... Lokasi Candi Gedong Songo menyebar di lereng Gunung Ungaran dan jarak candi satu dengan candi lainnya mencapai beberapa ratus meter. Karena kontur pegunungan yang mendaki dan berkelok, cukup melelahkan bagi pengunjung yang ingin melihat candi peninggalan dinasti syailendra ini .
Untuk memasuki Candi pengunjung dikenai restibusi sebesar Rp 2600 per orang, itu sudah termasuk asuransi jiwa. 


DITEMUKAN RAFFLES

Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan
merupakan peninggalan budaya Hindhu. Setiap bangunan candi berdiri di lahan seluas kira-kira 150 X 25 meter persegi, dan bangunan candi ini berurutan dari candi 1 sampai candi 9. Tapi yang pasti urutannya selalu naik ke atas. Jadi bagi para pengunjung yang ke sini harus ber susah payah mendaki untuk mencapai candi yang ke 9.
Kami yang memulai pendakian menggunakan sepeda dengan semangat terus mengayuh pedal sepeda untuk
mencapai candi pertama. Jalan setepak yang di cor semen seharusnya memudahka kami untuk mendaki, tapi setiap sekitar 100 meter kami harus menemui undak-undakan menyerupai tangga yang membuat kami harus turun dari sepeda untuk melaluinya.
Bayangkan, karena di setiap undakan itu kami harus memulai ngenjot sepeda dengan tenaga ekstra. Capai memang..... tapi di sekitar kami terlihat barisan hutan pinus yang pucuknya seperti menembus awan sangatlah meggoda kami untuk berfoto di sana.
Hutan pinus ini dimanfaatkan untuk para pengunjung yang ingin ber kemah dan di sini sudah disediakan MCK. tapi bagi para pengunjung yang gak kuat untuk mendaki di sini jangan kecewa karena penduduk sekitar candi menyewakan kuda untuk sarana transportasi mendaki ke setiap candi yang ada di sini. Biaya sewa kuda Rp 25.000 - Rp 30.000 saja.
Setelah sampai di candi pertama kami mengeluarkan kamera untuk mengabadikan fisik candi yang megah ini. Ketika kami sedang asik membidikkan lensa kamera kami, ada pemandangan yang mengusik kami banyak sekali warung-warung tenda warna-warni yang berdiri di sekitar candi dan di pinggir jalan, sehingga pemandangan yang seharusnya indah sedikit ternodai dengan kehadiran warung tenda tersebut. Kami harus sedikit selektif menentukan angle supaya warung tenda itu tidak masuk ke dalam lensa kami.

SEJARAH LEGENDA

Di tengah hiruk pikuk derap kaki kuda dan para wisatawan, kami masih menemukan masyarakat yang berdoa, membakar dupa dan menabur bunga segar di tabur di dalalam candi. Sebuah jejak laku spritual yang masih aktif di jalankan. "Setiap malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon banyak orang datang besemedi di candi 1 untuk meminta pelarisan, bisnis lancar dan keselamatan" ujar salah satu pedagang asong.
Penduduk Ndarum sendiri masih menggangap sakral candi-candi di sini, terutama candi pertama. "Setiap bulan Sya'ban (tanggal 10 bulan Ruwah) penduduk sini masih sering menggelar nyadran (tradisi selamatan menjelang memasuki bulan puasa). Kalau ada yang mau gawe, seperti menikah atau membangun rumah, kami juga selamatan dulu di Candi 1" papar Ibu pedagang asong kembali. 

Tak kalah menariknya adanya kepercayaan penduduk sekitar yang melatar belakangi pendirian candi. Di sini pendududk Ndarum  mengaitkan dengan legenda pertarungan Anoman dan Dasamuka alias Rahwana dalam kisah pewayangan Ramayana. Karena dasamuka tidak bisa mati, maka oleh Anoman dia ditindihi gunung ini. Asap yang keluar dari sumber air panas dan gas belerang yang ada di bawah candi ke tiga dipercayai pula sebagai nafasnya Dasamuka.

Memang bila kita mendaki ke Candi 3 dibawahnya akan terlihat mata air sumber air panas dan gas belerang. Dan bagi pengunjung sumber air panas ini dimanfaatkan untuk menghilangkan beberapa penyakit kulit.
Ketika kami mendaki ke arah candi 2 kami meyempatkan diri dahulu untuk mengambil foto lagi di hutan pinus, sekitar 15 menit kami berhenti di sini untuk mengambil gambar. Di kejauhan saya melihat sepasang muda-mudi yang asik sedang pacaran di balik rimbunan semak-semak. Saya memberitahu Dayat, "Yat, arah jam 9 tuh ada yang lagi asik masuk di semak-semak!". Sambil mencoba melihat denga cara pelan-pelan agar tidak mencolok bila kami sedang memperhatikan mereka akhirnya Dayat menemukan lokasi tepatnya "Gila, di tempat terbuka dan sakral gini mereka begitu, apa gak takut digrebek?" Saya hanya bisa mengangkat bahu sambil menggeleng.

Setelah itu kami melanjutkan perjalan kembali ke candi 2, dan seperti biasa kami mengabadikan dahulu tempat bersejarah ini. Di komplek candi gedong Songo terdapat berbagai patung Dewa, seperti Syiwa Mahaguru, Syiwa Mahadewa, Syiwa Mahakala dan Ganesha.

Bangunan candi yang masih utuh bentuknya tinggal lima buah, yaitu candi 1,2,3,4 dan 9. Candi 1 terdiri dari satu bangunan dan masih utuh, candi 2 terdiri dari dua bangunan induk masih utuh dan satunya lagi tidak utuh.

Candi 3 yang masih utuh bentuknya , Candi 4 ada emapt bagunan candi, tapi tinggal satu saja yang utuh. Candi 5 hanya fondasinya saja. Candi 6, 7, 8 tinggal puing-puing saja. Dan candi 9 yang berada paling atas masih berdiri dengan megah. Konon candi 9 ini melambangkan perjalan akhir hidup manusia mencapai kesempurnaan atau Puncak Nirwana.
Di sini juga ditemukan arca Anoman yang berada di sela-sela hutan pinus di lereng gunung, dekat jalan setapak menuju candi 4.

MENJAGA EKSOTIKA

Ada yang menarik di sini, penduduk Ndarum setiap malam bergantian menjaga dan meronda komplek candi, ini dilakukan untuk menhindari patung-patung di dalam candi dicuri oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk di jual ke luar negeri.
Sebuah akhir cerita yang akhirnya bermuara pada naluri dasar setiap manusia, yaitu mencari harmoni kehidupan.....
Ternyata Khayalan kami berdua benar adanya dan semoga nanti penerus bangsa ini akan selalu dapat menikmati peninggalan bersejarah yang sangat bagus dan apik ini.... Dan dapat berkhayal Melayang Ke Sebuah Negeri Di Atas Awan......
Semoga..........



Selasa, 02 Oktober 2012

ichoose shirt jalan2 :GEDONG SONGO “MELAYANG KE SEBUAH NEGERI DI ATAS AWAN”


Jun 2, '07 3:15 PM


Judul di atas tidak mengada-ada, ketika pertama kali saya dan Dayat menginjakkan kaki di sini daya khayal kami langsung melayang “Wah ini seperti di negeri Atas Awan”. Bagaimana tidak? Sejauh mata memandang terlihat dengan indah deretan pegunungan yang diselimuti kabut tipis dan samar-samar di dalam “awan” itu berjejer dengan megah Sembilan candi yang sangat indah.

Lereng Selatan Gunung Ungaran yang berada di ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut inilah akhirnya kami menjejakkan kaki dalam perjalanan liburan cuti panjang ini. Setelah melalui jalan yang menanjak dengan kemiringan yang hampir mencapai 40 derajat dari Semarang yang melewati desa Bandungan sekitar 15 km ke arah selatan atau ke arah ambarawa.
Hawa dingin langsung menerpa kulit dan muka kami, memang suhu di sini berkisar antara 19-27 derajat Celcius.
Dusun Ndarum, Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang  ini terdapat peninggalam Candi Hindhu dari Zaman dinasti Syailendra abad ke 9 (tahun 927 masehi).

Candi Gedong Songo merupakan komplek Candi yang berjumlah songo dalam bahasa jawa yang diartikan ke bahasa Indonesia Sembilan. Jadi di komplek ini terdapat Sembilan buah candi yang berdiri. Namun beberapa candi di antaranya, kini tinggal reruntuhannya.

Karena hari telah menunjukkan pukul 13.30 wib Perut kami yang lapar dan harus di isi menghantar kami ke sebuah warung yang ada di sekitar pintu masuk candi ini, langsung saja kami memesan Nasi rames dan segelas Kopi Susu hangat. Kami makan dengan lahap mungkin udara yang dingin membuat kami sangat menikmanti makanan ini, sembari melihat di kejauhan sana pemandangan yang sangat indah.

Setelah menurunkan isi perut, kami langsung merakit kembali sepeda kami. Kebun sayur dan bunga di sebelah kanan dan kiri  mengusik kami untuk mencobanya. Lansung saja kami menaiki sepeda ke sana, tapi belum sekitar 5 menit kami harus mendapati jalan tanah yang menanjak dengan kemiringan sekitar 30 derajat. Wah….. belum apa-apa sudah melewati tantangan berat seperti ini, kamipun mencoba untuk menaiki jalan itu yang panjangnya sekitar 1 km ke atas. Tetapi dasar nafas kami nafas rokok di pertengahan jalan kami harus istirahat dahulu untuk menenangkan detak jantung yang berdegup cukup keras sambil mengambil nafas kembali.


Kesempatan istirahat ini tidak kami sia-siakan begitu saja, langsung saja kami mengeluarkan kamera masing2 dan jepret sana jepret sini, karena dari manapun kami me motret semuanya indah dan cantik. Tadinya yang mau istirahat sbentar jadinya molor karena keasyikkan kami mengabadikan moment di sini, apalagi saat itu cahaya sangat bagus, langit yang biru diselinggi dengan kabut tipis, masyarakat yang memanggul hasil kebunnya, dan juga tak lupa   motret diri sendiri di keindahan alam ciptaan Tuhan ini.

Rasa capai tadi hilang rasanya menikamati semua yang ada di Dusun Ndarum ini.


Akhirnya kami melanjutkan kembali pendakian kami dengan sepeda, tapi lagi-lagi panorama yang indah menggangu kami untuk mengeluarkan kamera lagi.

Sore menjelang, mengingatkan kami harus turun kembali ke warung tempat kami menitipkan mobil, wah…… di sini asiknya karena kami harus menuruni jalan dengan sepeda,gak usah capai lagi ngenjot nih….. hehehe.

Tapi kami juga harus ekstra hati-hati menuruni bukit ini karena kontur jalan yang berbatu dan tanah merah. Karena kalau tidak memilih jalan yang benar bisa saja kami akan jatuh dan terguling ke bawah dan terantuk batu. Dayat sempat mengajarkan saya bagaimana untuk menuruni jalan yang menurun, sadle sepeda harus diturunkan dan badan agak dibuang kebelakang dan harus berdiri. Karena kalau kami jatuh dengan cepat kami menendang sepeda ke depan dan badan kami serta selangkangan kami tidak terkantuk sepeda kami.

Rem yang mumpuni harus menjadi syarat yang mutlak untuk melewati jalan seperti ini.

Setelah sampai di mobil kami harus mencari penginapan yang ada tak jauh dari pintu masuk untuk bermalam. Sebelum kami lanjutkan besok pagi untuk mencoba lagi genjot di sekitaran Candi Gedong Songo.

 

 

 

 

 

NB : Untuk panduan jalan dan peta

http://cybermap.co.id/download/petamudik2006jawabali.pdf

Senin, 01 Oktober 2012

ichoose.shirt Photography: SLANK ( 8 Feb 2008)








 
 
NB:
Dilarang Meng- COPY-foto yang ada di blog ichoose.shirt n oila clothing ini.
Do ask permission if you want to copy it. 

SALE KAOS SEPEDA "EAT SLEEP BIKE"


"iChoose.shirt" : kaos sablon sepeda 
Sablon rubber 
bahan kaos cotton combat 
Harga 100 rb (belum ongkir)
Ukuran M L XL
JUST CALL n Whatsapp 081806014716