ichoose shirt n oila clothing
Minggu, 18 November 2012
Sabtu, 20 Oktober 2012
ichoose shirt jalan2 :GEDONG SONGO “MELAYANG KE SEBUAH NEGERI DI ATAS AWAN” bag 2
Pagi sekali kami
sudah mengeluarkan sepeda dari hotel, sama seperti kemarin kami harus ber
susah-payah untuk mencapai Gerbang
Candi Gedong Songo. Padahal
jarak hotel dan Gerbang hanya sekitar 200 meter, jalan yang mendaki bersudut 40
derajat dan kami harus pintar-pintar memilih gigi sepeda supaya tidak berat
ngenjot sampai gerbang.
Setelah berjuang kami
menyempatkan diri untuk sarapan dahulu di warung yang kenarin kami singgahi, sepiring nasi rames
dan teh manis hangat mengisi perut kami untuk tenaga mendaki ke Candi.
Ya.... Lokasi Candi
Gedong Songo menyebar di lereng Gunung Ungaran dan jarak candi satu dengan
candi lainnya mencapai beberapa ratus meter. Karena kontur pegunungan yang
mendaki dan berkelok, cukup melelahkan bagi pengunjung yang ingin melihat
candi peninggalan dinasti syailendra ini .
Untuk memasuki Candi
pengunjung dikenai restibusi sebesar Rp 2600 per orang, itu sudah termasuk
asuransi jiwa.
DITEMUKAN RAFFLES
merupakan peninggalan
budaya Hindhu. Setiap bangunan candi berdiri di lahan seluas kira-kira 150 X 25
meter persegi, dan bangunan candi ini berurutan dari candi 1 sampai candi 9.
Tapi yang pasti urutannya selalu naik ke atas. Jadi bagi para pengunjung yang
ke sini harus ber susah payah mendaki untuk mencapai candi yang ke 9.
Kami yang memulai
pendakian menggunakan sepeda dengan semangat terus mengayuh pedal sepeda untuk
mencapai candi
pertama. Jalan setepak yang di cor semen seharusnya memudahka kami untuk
mendaki, tapi setiap sekitar
100 meter kami harus menemui undak-undakan menyerupai tangga yang
membuat kami harus turun dari sepeda untuk melaluinya.
Bayangkan, karena
di setiap undakan itu kami harus memulai ngenjot sepeda dengan tenaga
ekstra. Capai memang..... tapi di sekitar kami terlihat barisan hutan pinus
yang pucuknya seperti menembus awan sangatlah meggoda kami untuk berfoto di
sana.
Hutan pinus ini
dimanfaatkan untuk para pengunjung yang ingin ber kemah dan di sini sudah
disediakan MCK. tapi bagi para pengunjung yang gak kuat untuk mendaki di sini
jangan kecewa karena penduduk sekitar candi menyewakan kuda untuk sarana
transportasi mendaki ke setiap candi yang ada di sini. Biaya sewa kuda Rp
25.000 - Rp 30.000 saja.
Setelah sampai di
candi pertama kami mengeluarkan kamera untuk mengabadikan fisik candi yang
megah ini. Ketika kami sedang asik membidikkan lensa kamera kami, ada
pemandangan yang mengusik kami banyak sekali warung-warung tenda
warna-warni yang berdiri di sekitar candi dan di pinggir jalan, sehingga
pemandangan yang seharusnya indah sedikit ternodai dengan kehadiran warung
tenda tersebut. Kami harus sedikit selektif menentukan angle supaya warung
tenda itu tidak masuk ke dalam lensa kami.
SEJARAH LEGENDA
Di tengah hiruk pikuk
derap kaki kuda dan para wisatawan, kami masih menemukan masyarakat yang
berdoa, membakar dupa dan menabur bunga segar di tabur di dalalam candi. Sebuah
jejak laku spritual yang masih aktif di jalankan. "Setiap malam Selasa
Kliwon dan Jumat Kliwon banyak orang datang besemedi di candi 1 untuk meminta
pelarisan, bisnis lancar dan keselamatan" ujar salah satu pedagang asong.
Penduduk Ndarum
sendiri masih menggangap sakral candi-candi di sini, terutama candi pertama.
"Setiap bulan Sya'ban (tanggal 10 bulan Ruwah) penduduk sini masih sering
menggelar nyadran (tradisi selamatan menjelang memasuki bulan puasa). Kalau ada
yang mau gawe, seperti menikah atau membangun rumah, kami juga selamatan dulu
di Candi 1" papar Ibu pedagang asong kembali.
Tak kalah menariknya
adanya kepercayaan penduduk sekitar yang melatar belakangi pendirian candi. Di
sini pendududk Ndarum mengaitkan dengan legenda pertarungan Anoman dan
Dasamuka alias Rahwana dalam kisah pewayangan Ramayana. Karena dasamuka tidak
bisa mati, maka oleh Anoman dia ditindihi gunung ini. Asap yang keluar dari
sumber air panas dan gas belerang yang ada di bawah candi ke tiga dipercayai
pula sebagai nafasnya Dasamuka.
Memang bila kita
mendaki ke Candi 3 dibawahnya akan terlihat mata air sumber air panas dan gas
belerang. Dan bagi pengunjung sumber air panas ini dimanfaatkan untuk
menghilangkan beberapa penyakit kulit.
Ketika kami mendaki
ke arah candi 2 kami meyempatkan diri dahulu untuk mengambil foto lagi di hutan
pinus, sekitar 15 menit kami berhenti di sini untuk mengambil gambar. Di
kejauhan saya melihat sepasang muda-mudi yang asik sedang pacaran di balik
rimbunan semak-semak. Saya memberitahu Dayat, "Yat, arah jam 9 tuh ada
yang lagi asik masuk di semak-semak!". Sambil mencoba melihat denga cara
pelan-pelan agar tidak mencolok bila kami sedang memperhatikan mereka akhirnya
Dayat menemukan lokasi tepatnya "Gila, di tempat terbuka dan sakral gini
mereka begitu, apa gak takut digrebek?" Saya hanya bisa mengangkat bahu
sambil menggeleng.
Setelah itu kami
melanjutkan perjalan kembali ke candi 2, dan seperti biasa kami mengabadikan
dahulu tempat bersejarah ini. Di komplek candi gedong Songo terdapat berbagai
patung Dewa, seperti Syiwa Mahaguru, Syiwa Mahadewa, Syiwa Mahakala dan
Ganesha.
Bangunan candi yang
masih utuh bentuknya tinggal lima buah, yaitu candi 1,2,3,4 dan 9. Candi 1
terdiri dari satu bangunan dan masih utuh, candi 2 terdiri dari dua bangunan
induk masih utuh dan satunya lagi tidak utuh.
Candi 3 yang masih
utuh bentuknya , Candi 4 ada emapt bagunan candi, tapi tinggal satu saja yang
utuh. Candi 5 hanya fondasinya saja. Candi 6, 7, 8 tinggal puing-puing saja.
Dan candi 9 yang berada paling atas masih berdiri dengan megah. Konon candi 9
ini melambangkan perjalan akhir hidup manusia mencapai kesempurnaan atau Puncak
Nirwana.
Di sini juga
ditemukan arca Anoman yang berada di sela-sela hutan pinus di lereng gunung,
dekat jalan setapak menuju candi 4.
MENJAGA EKSOTIKA
Ada yang menarik di
sini, penduduk Ndarum setiap malam bergantian menjaga dan meronda komplek
candi, ini dilakukan untuk menhindari patung-patung di dalam candi dicuri oleh
oknum yang tidak bertanggung jawab untuk di jual ke luar negeri.
Sebuah akhir cerita
yang akhirnya bermuara pada naluri dasar setiap manusia, yaitu mencari harmoni
kehidupan.....
Ternyata Khayalan
kami berdua benar adanya dan semoga nanti penerus bangsa ini akan selalu dapat
menikmati peninggalan bersejarah yang sangat bagus dan apik ini.... Dan dapat
berkhayal Melayang Ke Sebuah Negeri Di Atas Awan......
Semoga..........
Untuk
panduan jalan dan peta http://cybermap.co.id/download/petamudik2006jawabali.pdf
Selasa, 02 Oktober 2012
ichoose shirt jalan2 :GEDONG SONGO “MELAYANG KE SEBUAH NEGERI DI ATAS AWAN”
|
Judul di atas tidak mengada-ada, ketika pertama kali saya dan Dayat menginjakkan kaki di sini daya khayal kami langsung melayang “Wah ini seperti di negeri Atas Awan”.
Bagaimana tidak? Sejauh mata memandang terlihat dengan indah deretan
pegunungan yang diselimuti kabut tipis dan samar-samar di dalam “awan”
itu berjejer dengan megah Sembilan candi yang sangat indah.
Lereng
Selatan Gunung Ungaran yang berada di ketinggian sekitar 1.200 m di
atas permukaan laut inilah akhirnya kami menjejakkan kaki dalam
perjalanan liburan cuti panjang ini. Setelah melalui jalan yang menanjak
dengan kemiringan yang hampir mencapai 40 derajat dari Semarang yang
melewati desa Bandungan sekitar 15 km ke arah selatan atau ke arah
ambarawa.
Hawa dingin langsung menerpa kulit dan muka kami, memang suhu di sini berkisar antara 19-27 derajat Celcius.
Dusun
Ndarum, Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang ini
terdapat peninggalam Candi Hindhu dari Zaman dinasti Syailendra abad ke 9
(tahun 927 masehi).
Candi Gedong Songo merupakan komplek Candi yang berjumlah songo
dalam bahasa jawa yang diartikan ke bahasa Indonesia Sembilan. Jadi di
komplek ini terdapat Sembilan buah candi yang berdiri. Namun beberapa
candi di antaranya, kini tinggal reruntuhannya.
Karena hari telah menunjukkan pukul 13.30 wib Perut
kami yang lapar dan harus di isi menghantar kami ke sebuah warung yang
ada di sekitar pintu masuk candi ini, langsung saja kami memesan Nasi
rames dan segelas Kopi Susu hangat. Kami makan dengan lahap mungkin
udara yang dingin membuat kami sangat menikmanti makanan ini, sembari
melihat di kejauhan sana pemandangan yang sangat indah.
Setelah menurunkan isi perut, kami
langsung merakit kembali sepeda kami. Kebun sayur dan bunga di sebelah
kanan dan kiri mengusik kami untuk mencobanya. Lansung saja kami
menaiki sepeda ke sana, tapi belum sekitar 5 menit kami harus mendapati
jalan tanah yang menanjak dengan kemiringan sekitar 30 derajat. Wah…..
belum apa-apa sudah melewati tantangan berat seperti ini, kamipun
mencoba untuk menaiki jalan itu yang panjangnya sekitar 1 km ke atas.
Tetapi dasar nafas kami nafas rokok di pertengahan jalan kami harus
istirahat dahulu untuk menenangkan detak jantung yang berdegup cukup
keras sambil mengambil nafas kembali.
Kesempatan
istirahat ini tidak kami sia-siakan begitu saja, langsung saja kami
mengeluarkan kamera masing2 dan jepret sana jepret sini, karena dari
manapun kami me motret semuanya indah dan cantik. Tadinya yang mau
istirahat sbentar jadinya molor karena keasyikkan kami mengabadikan
moment di sini, apalagi saat itu cahaya sangat bagus, langit yang biru
diselinggi dengan kabut tipis, masyarakat yang memanggul hasil kebunnya,
dan juga tak lupa motret diri sendiri di keindahan alam ciptaan Tuhan
ini.
Rasa capai tadi hilang rasanya menikamati semua yang ada di Dusun Ndarum ini.
Akhirnya
kami melanjutkan kembali pendakian kami dengan sepeda, tapi lagi-lagi
panorama yang indah menggangu kami untuk mengeluarkan kamera lagi.
Sore
menjelang, mengingatkan kami harus turun kembali ke warung tempat kami
menitipkan mobil, wah…… di sini asiknya karena kami harus menuruni jalan
dengan sepeda,gak usah capai lagi ngenjot nih….. hehehe.
Tapi kami juga harus ekstra hati-hati menuruni bukit
ini karena kontur jalan yang berbatu dan tanah merah. Karena kalau
tidak memilih jalan yang benar bisa saja kami akan jatuh dan terguling
ke bawah dan terantuk batu. Dayat sempat mengajarkan saya bagaimana
untuk menuruni jalan yang menurun, sadle sepeda harus diturunkan dan
badan agak dibuang kebelakang dan harus berdiri. Karena kalau kami jatuh
dengan cepat kami menendang sepeda ke depan dan badan kami serta
selangkangan kami tidak terkantuk sepeda kami.
Rem yang mumpuni harus menjadi syarat yang mutlak untuk melewati jalan seperti ini.
Setelah sampai di mobil kami harus mencari penginapan yang ada tak jauh dari pintu masuk untuk bermalam. Sebelum kami lanjutkan besok pagi untuk mencoba lagi genjot di sekitaran Candi Gedong Songo.
NB : Untuk panduan jalan dan peta
http://cybermap.co.id/download/petamudik2006jawabali.pdf
Senin, 01 Oktober 2012
ichoose.shirt Photography: SLANK ( 8 Feb 2008)
NB:
Dilarang Meng- COPY-foto yang ada di blog ichoose.shirt n oila clothing ini.
Do ask permission if you want to copy it.
Dilarang Meng- COPY-foto yang ada di blog ichoose.shirt n oila clothing ini.
Do ask permission if you want to copy it.
SALE KAOS SEPEDA "EAT SLEEP BIKE"
"iChoose.shirt" : kaos sablon sepeda
Sablon rubber
bahan kaos cotton combat
Harga 100 rb (belum ongkir)
Ukuran M L XL
JUST CALL n Whatsapp 081806014716
Langganan:
Postingan (Atom)