ichoose shirt jalan2 :GEDONG SONGO “MELAYANG KE SEBUAH NEGERI DI ATAS AWAN”
Jun 2, '07 3:15 PM
Judul di atas tidak mengada-ada, ketika pertama kali saya dan Dayat menginjakkan kaki di sini daya khayal kami langsung melayang “Wah ini seperti di negeri Atas Awan”.
Bagaimana tidak? Sejauh mata memandang terlihat dengan indah deretan
pegunungan yang diselimuti kabut tipis dan samar-samar di dalam “awan”
itu berjejer dengan megah Sembilan candi yang sangat indah.
Lereng
Selatan Gunung Ungaran yang berada di ketinggian sekitar 1.200 m di
atas permukaan laut inilah akhirnya kami menjejakkan kaki dalam
perjalanan liburan cuti panjang ini. Setelah melalui jalan yang menanjak
dengan kemiringan yang hampir mencapai 40 derajat dari Semarang yang
melewati desa Bandungan sekitar 15 km ke arah selatan atau ke arah
ambarawa. Hawa dingin langsung menerpa kulit dan muka kami, memang suhu di sini berkisar antara 19-27 derajat Celcius. Dusun
Ndarum, Desa Candi, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang ini
terdapat peninggalam Candi Hindhu dari Zaman dinasti Syailendra abad ke 9
(tahun 927 masehi).
Candi Gedong Songo merupakan komplek Candi yang berjumlah songo
dalam bahasa jawa yang diartikan ke bahasa Indonesia Sembilan. Jadi di
komplek ini terdapat Sembilan buah candi yang berdiri. Namun beberapa
candi di antaranya, kini tinggal reruntuhannya.
Karena hari telah menunjukkan pukul 13.30 wib Perut
kami yang lapar dan harus di isi menghantar kami ke sebuah warung yang
ada di sekitar pintu masuk candi ini, langsung saja kami memesan Nasi
rames dan segelas Kopi Susu hangat. Kami makan dengan lahap mungkin
udara yang dingin membuat kami sangat menikmanti makanan ini, sembari
melihat di kejauhan sana pemandangan yang sangat indah.
Setelah menurunkan isi perut, kami
langsung merakit kembali sepeda kami. Kebun sayur dan bunga di sebelah
kanan dan kiri mengusik kami untuk mencobanya. Lansung saja kami
menaiki sepeda ke sana, tapi belum sekitar 5 menit kami harus mendapati
jalan tanah yang menanjak dengan kemiringan sekitar 30 derajat. Wah…..
belum apa-apa sudah melewati tantangan berat seperti ini, kamipun
mencoba untuk menaiki jalan itu yang panjangnya sekitar 1 km ke atas.
Tetapi dasar nafas kami nafas rokok di pertengahan jalan kami harus
istirahat dahulu untuk menenangkan detak jantung yang berdegup cukup
keras sambil mengambil nafas kembali.
Kesempatan
istirahat ini tidak kami sia-siakan begitu saja, langsung saja kami
mengeluarkan kamera masing2 dan jepret sana jepret sini, karena dari
manapun kami me motret semuanya indah dan cantik. Tadinya yang mau
istirahat sbentar jadinya molor karena keasyikkan kami mengabadikan
moment di sini, apalagi saat itu cahaya sangat bagus, langit yang biru
diselinggi dengan kabut tipis, masyarakat yang memanggul hasil kebunnya,
dan juga tak lupa motret diri sendiri di keindahan alam ciptaan Tuhan
ini.
Rasa capai tadi hilang rasanya menikamati semua yang ada di Dusun Ndarum ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar